Bank Indonesia Gelar Campus Knowledge Competition (BI-CKC) 2014
Evaluasi Inflasi 2012 dan Outlook 2013; “Peluang & Tantangan”.
Rapat forum kebijakan FKPI tentang evaluasi inflasi 2012 dan outlook 2013.
Forum memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas peroleh inflasi sebesar 3,87% dibawah rencana 4,9%+/-1, terendah ketiga setelah Cirebon dan Bekasi.
Outlook 2013 dihadapi dengan penuh optimisme dengan target inflasi 4,5%+/-1 sama dengan Nasional
Forum merekomendasikan untuk tetap fokus pada beras.
Strategi baru adalah mencoba untuk menahan produksi beras untuk tidak keluar daerah melalui pengenalan resi gudang
Lainnya adalah mendorong perubahan konsumsi berasa kalangan menengah ke atas dari beras non organik ke beras yang organik.
Beras organik merupakan komponen perhitungan inflasi sementara non organi tidak.
Diharapkan permintaan akan beras non organik akan menurun sehingga tekanan pada inflasi kota juga menurun.
Lain-lainnya adalah terelaisasinya papan informasi harga
Cabai Tasik mengguncang pasar Jakarta
Cabai Tasik memang tidak sepedas cabai rawit. Namun bentuknya yang spesial, merah besar dan tahan lama menjadi daya tarik tersendiri. Perusahan besar sekelas PT Heinz ABC pun menjadikan Tasik dan sekitarnya sebagai sentra Jawa Barat untuk komonitas cabai. Begitu yakin nya mereka, sehingga rela menempatkan karyawannya untuk mendampingi petani-petani cabai tersebut sampai ke pelosok-pelosok. Dalam banyak kesempatan, perwakilan perusahaan tersebut, Bp Nazihun Nafs, mengatakan salut dengan upaya KPw Bank Indonesia Tasikmalaya dalam memajukan petani cabai melalui klasternya. Bahkan, dalam tayangan TV promosi perusahaan besar mie Instan, kebon cabai petani yang tergabung dalam klaster menjadi bintang iklannya.
Menutup tahun 2012, dilakukan evaluasi realisasi rencana kerja pada Kamis, 13 Desember 2012. Hadir pada kesempatan tersebut 27 orang perwakilan dari Perbankan, Dinas terkait, Kelompok tani serta asosiasi. Satu hal yang menarik dari evaluasi kinerja klaster adalah adanya kenaikan produktivitas dari 15,22 ton/ha menjadi 21,47 ton/ha di Kabupaten Tasikmalaya. Dimana pada saat yang bersamaan luas tanam periode yang sama justru mengalami penurunan dari 1.579 ha menjadi 1.288 ha oleh sebab kemarau panjang. “Hal tersebut terjadi, karena di Kabupaten Tasikmalaya penanaman cabai dilakukan di sawah sehingga sepanjang tahun memperoleh pengairan, sedangkan di Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, cabai ditanam di pegunungan sehingga ketika musim kemarau, petani tidak melakukan penanaman,” terang A. Kosim, wakil ketua pokja klaster.
Dari sisi penyaluran kredit kepada petani cabai, disamping BNI yang telah menyalurkan skim KUR sejumlah Rp3,46 miliar juga terdapat realisasi sejumlah Rp560 juta bagi 11 kelompok tani menggunakan skim KKPE oleh BRI. “Pembiayaan dari BRI ini lebih ringan untuk petani karena bunganya hanya 4%,” jelas Enok Nur Adawiyah, Pendamping UMKM Klaster Cabai.
Menyongsong tahun 2013, klaster menetapkan target 300 ha untuk kerjasama dengan PT Heinz ABC, mengalami peningkatan 100% dari tahun 2012. Target ini diyakini dapat tercapai, karena Perbankan makin tertarik dengan bisnis ini. Selain BNI yang terus memperbesar pangsa pasarnya, BRI juga menyeruak pada akhir tahun. Bank Mandiri saja setelah ikut FGD tersebut langsung menyatakan komitmennya untuk ikut serta. Lain dari itu keseriusan dan keyakinan PT Heinz ABC kepada klaster ini memberi jaminan tersendiri bagi dunia Perbankan dan Petani. Semua itu tak lepas dari pendampingan KPw BI Tasikmalaya. Terakhir dengan PSBI pembuatan screen house untuk penangkar benih. Harapannya adalah klaster ini bisa masuk dari hulu kehilir.
“Program klaster cabai ini harus digarap dengan serius,” ujar Asep Halim yang merupakan ketua pokja sekaligus Ketua Asosiasi Cabai Jawa Barat. Pernyataan ini tentu ada latar belakangnya. Untuk mengelola 1 ha lahan cabai rata-rata dibutuhkan modal Rp60 juta rupiah dengan 35 orang tenaga kerja. Artinya target 300 ha tersebut akan melibatkan perputaran uang sebesar Rp18 milyar dan menyerap tenaga kerja sebanyak 10.500 orang tenaga kerja. “Potensi yang luar biasa, pantas kalau Perbankan mulai melirik bisnis ini” tutup Sabarudin, Deputi KPw BI Tasikmalaya.