Category Archives: Peraturan

BI Rate Tetap, Rupiah Menguat Tinggalkan Rp11.300/US$


http://market.bisnis.com/read/20140408/93/217866/bi-rate-tetap-rupiah-menguat-tinggalkan-rp11.300us

JAKARTA — Menjelang penutupan perdagangan Selasa (8/4/2014), nilai tukar rupiah terpantau menguat terhadap dolar AS.Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah menguat 0,15% ke level Rp11.287 per dolar AS pada pukul 14.46 WIB.

Pada awal perdagangan, kurs rupiah sempat dibuka melemah 0,04% ke Rp11.309 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan sebelumnya Rp11.305 per dolar AS.

Selanjutnya, rupiah melemah 0,06% ke level Rp11.312 per dolar AS pada pukul 09.18 WIB. Namun, pada pukul 11.01 WIB, rupiah berbalik arah dan menguat tipis 0,01% ke level Rp11.304 per dolar AS.

Penguatan rupiah ini terjadi saat dolar AS ditransaksikan melemah terhadap sebagian besar mata uang di Asia Pasifik.

Pada hari ini, Bank Indonesia juga baru saja menyatakan tetap mempertahankan suku bunga acuan BI (BI Rate) di 7,5% dalam rapat Dewan Bubernur (RDG) BI April 2014.

Nilai tukar dolar AS terhadap mata uang Asia-Pasifik Selasa, 8 April 2014

Kurs Nilai                   Perubahan            WIB
$ Australia               0,93-0,58%          14:17:30
$ Selandia Baru      0,87-0,66%          14:18:14
Yen                             102,77-0,32%    14:17:41
$Hong Kong            7,75-0,02%         14:17:14
$Singapura              1,25-0,24%          14:16:37
$Taiwan                   30,19-0,30%        14:17:55
Won                           1.052,3-0,30%     01:59:58
Peso                           44,76-0,19%         14:17:16
Rupiah                      11.287-0,15%       14:46:56
Rupee                        60,13+0,07%      07:29:56
Yuan                          6,2-0,17%              14:16:16
Ringgit                       3,24-0,68%           14:17:15
Baht                            32,35-0,33%         14:18:08
Sumber: Bloomberg.

PENGUMUMAN BI RATE: Bank Indonesia Diprediksi Pertahankan BI Rate 7,5%


Logo BI pagar

JAKARTA – Bank Indonesia diprediksi akan tetap menahan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) di level 7,5%.

Kepala Pusat Studi Ekonomi & Kebijakan Publik UGM, A Tony Prasetiantono mengatakan BI kemungkinan besar mempertahankan BI Rate sebesar 7,5%.

“Apalagi dengan kondisi inflasi yang sudah mulai melandai di kisaran 7,32%, sehingga bagi BI belum cukup alasan untuk melakukan perubahan BI Rate”.

Dia berpendapat kurs Rupiah sudah berada di posisi nyaman yakni Rp11.300 per dolar AS, angka tersebut tidak terlalu mahal (overvalued) tetapi juga tidak terlampau lemah (undervalued).

Menurutnya, hingga Maret 2014, cadangan devisa (cadev) Indonesia menjadi US$102,6 miliar, meski mengalami penurunan dari bulan sebelumnya US$102,7 miliar, tetapi kondisi itu tergolong cukup aman dan tak perlu menaikkan BI Rate.

“Belum ada situasi yg agak ekstrem yang menuntut adanya perubahan BI Rate,” katanya.

Direktur Bank OCBC NISP Hartati mengharapkan agar BI tetap menahan BI Rate di  level 7,5% mengingat kondisi makro ekonomi yang sudah stabil. “Kini BI belum ada alasan untuk menaikkan karena kondisi  masih mulai membaik”.

BI Fasiilitasi Kesepakatani MRA 38 Bank


BI

Jakarta (Antara) – Bank Indonesia memfasilitasi penandatanganan kesepakatan bersama Mini MRA (Master Repurchase Agreement) tahap II oleh 38 bank dalam rangka percepatan pendalaman pasar uang di Tanah Air.

“Fasilitas perluasan peserta Mini MRA ini adalah salah satu upaya Bank Indonesia untuk mempercepat pendalaman pasar uang rupiah,” kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat penandatanganan MRA di Jakarta, Kamis.

Penandatangan itu sendiri merupakan kelanjutan penandatanganan Mini MRA yang dilakukan oleh delapan bank pionir pada tanggal 18 Desember 2013 yang lalu.

Dengan bergabungnya 38 bank tersebut, jumlah pelaku pasar yang sepakat untuk menggunakan perjanjian standar Mini MRA dalam bertransaksi repo (repurchase agreement) menjadi 46 bank.

Selain bertambah jumlahnya, kepesertaan bank juga semakin luas dan telah mewakili seluruh kelompok bank Buku 1 sampai dengan Buku 4 dan telah mencakup Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Umum Swasta Nasional, Bank Asing/Campuran dan Bank Persero.

Dengan penggunaan Mini MRA sebagai perjanjian standar, pelaksanaan transaksi menjadi lebih praktis karena bank peserta hanya perlu sekali saja untuk menandatangani perjanjian.

Pelaksanaan transaksi repo selanjutnya dapat mengacu pada MRA sebagai payung dalam melakukan transaksi.

“Ke depan, dengan meluasnya penggunaan Mini MRA, kami berharap market line repo antar bank akan terbentuk sehingga pada saatnya nanti implementasi Global MRA akan lebih mudah diterapkan, bahkan dengan institusi keuangan non bank,” ujar Agus.

Dengan adanya implementasi Mini MRA terbukti mendorong peningkatan transaksi repo secara signifikan. Rata-rata harian volume transaksi repo sampai dengan pertengahan Februari 2014 mencapai Rp740 milyar, meningkat hampir enam kali lipat dibandingkan pada periode 2013, atau kumulatif sampai dengan Februari 2014 (mtd) telah mencapai Rp27 triliun.

Sementara itu, perkembangan suku bunga repo (repo rate) juga mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan. Repo rate yang sebelumnya cenderung lebih tinggi, saat ini telah berangsur turun dan konvergen dengan suku bunga interbank PUAB bahkan untuk beberapa tenor berada dibawah suku bunga PUAB yang uncollateralized.

Perkembangan yang membaik tersebut diharapkan akan semakin mendorong bank-bank lain untuk bergabung dan lebih aktif melakukan transaksi repo.

Bank yang berpartisipasi pada penandatanganan Mini MRA tahap II itu adalah Bank Agris, Bank Antardaerah, Bank Artha Graha Internasional, Bank BNP Paribas Indonesia, Bank Capital Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank Commonwealth, Bank Danamon Indonesia, Bank Ganesha, Bank Hana, Bank ICB Bumiputera, Bank ICBC Indonesia, Bank Internasional Indonesia, Bank Kesejahteraan Ekonomi, Bank Mayapada Internasional, Bank Mega, Bank Mutiara, Bank Nusantara Parahyangan, Bank OCBC NISP, BPD Daerah Istimewa Yogyakarta, BPD Kalimantan Selatan, BPD Sulawesi Tenggara, Bank Permata, Bank Pundi Indonesia, Bank QNB Kesawan, Bank SBI Indonesia, Bank Sinarmas, Bank Sumut, Bank Tabungan Negara, Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Bank UOB Indonesia, Bank Victoria International, Bank Windu Kentjana International, Bank Yudha Bhakti, Bank Nusa Tenggara Barat, BPD Sulawesi Tengah, BPD Sumatera Selatan & Bangka Belitung dan Bank BRI Agroniaga.

Info Seputar Perbankan

Banking Information

Cerita Seks Dewasa | Cerita Ngentot | Cerita Panas | Cerita Hot

Kumpulan Cerita Seks Dewasa | Cerita Panas | Cerita Ngentot | Cerita Mesum Hot

Jati Mulyadi

the story of a little tree

Information & Technology

Banking Information

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.